Sunday, 27 December 2015

Permasalahan Kependudukan

Masalah jumlah penduduk di dunia

Manusia diperkirakan sudah ada dan hidup di dunia pada dua juta tahun yang lalu. Pada kala itu jumlah manusia masih sangat sedikit. Bahkan pada 10.000 tahun sebelum masehi, penduduk dunia diperkirakan baru berjumlah sekitar 5 juta jiwa. Tahun ini diperkirakan jumlah populasi dunia akan mencapai 7 milyar. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa laju pertumbuhan jumlah penduduk dunia ternyata lebih tinggi daripada perkiraan dua tahun lalu. Revisi prediksi pertumbuhan tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai daya dukung alam dan sejumlah masalah lainnya.

Faktor utama penyebab terhadap pertumbuhan populasi penduduk yang tinggi adalah:

1. Peningkatan angka kelahiran
2. Umur panjang
3. Penurunan angka kematian
4. Kurangnya pendidikan
5. Pengaruh budaya
6. Imigrasi dan emigrasi

Siapakah yang mendominasi penduduk di Indonesia? Anak muda atau orang tua?

Komposisi penduduk berdasarkan usia dapat dibuat dalam bentuk usia tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih. Komposisi penduduk dapat juga dibuat berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5 (usia balita), 6–12 (usia SD), 13–15 (usia SMP), 16–18 (usia SMA), 19–24 (usia Perguruan Tinggi), 25–60 (usia dewasa), dan >60 (usia lanjut). Selain itu komposisi penduduk juga dapat didasarkan terhadap usia produktif dan usia nonproduktif, misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif), 15–64 (usia produktif), dan usia >65 (tidak produktif).  

Selanjutnya perhatikan diagram angka ketergantungan penduduk Indonesia tahun 2004 – 2012 pada gambar berikut. 
Diagram Angka Ketergantungan penduduk 2012-2014
Bonus demografis yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, khususnya pada periode 2010-2035 adalah berupa penduduk usia produktif yang jumlahnya cukup besar. Penduduk usia produktif pada komposisi penduduk Indonesia jumlahnya mencapai sekitar 70% atau mencapai 160-180 juta jiwa pada 2020, sedang yang 30% nya adalah penduduk yang tidak produktif. Kecenderungan bonus demografis dapat kalian lihat pada gambar berikut.

grafik bonus demografis Indonesia dari tahun ke tahun
Dari gambar diatas dapat kita lihat bagaimana kondisi bonus demografis Indonesia. Perhatikanlah rentang tahun 2010-2020. Pada gambar tersebut kelompok umur di atas 65 tahun (Elderly) berjumlah di bawah 10%, kelompok anak-anak umur 0-14 tahun di bawah 30 %. Dengan demikian maka kelompok tidak produktif sekitar 40%, berarti kelompok produktif sekitar 60%. Atau secara sederhana setiap 100 penduduk, terdapat 60 orang yang mencari nafkah.  

Perlukah program KB digalakkan lagi?

Sangat diperlukan, guna mengatasi penumpukan penduduk yang kian hari kian semrawut akibat kelahiran yang tidak terkendali, terutama kaum penduduk pedesaan yang tidak terlalu tinggi pendidikannya dan masih percaya mitos " banyak anak banyak rejeki ". 

Namun sebagian masyarakat di jakarta, sudah mulai membatasi diri, namun bukan karena program KB, namun karena disebabkan oleh biaya kebutuhan hidup yang tinggi dan juga faktor pendidikan yang sangat mahal, membuat sebagian masyarakat membatasi anak 2 - 3 orang anak saja, selain agak mudah mengawasinya dan ada penyisihan dana guna membiayai pendidikan hingga kejenjang yang lebih tinggi.